BAB
5
ANGGARAN
PENDAPATAN
DAN
BELANJA NEGARA
A. Perkembangan Dana Pembangunan di Indonesia
APBN adalah konsep perencanaan
pembangunan yang memiliki jangka pendek, karena itulah APBN selalu disususn
setiap tahun. Maka secara gari besar APBN terdiri dari pos – pos seperti
dibawah ini :
• Dari sisi penerimaan, terdiri dari pos penerimaan dalam negeri dan penerimaan pembangunan
• Sedangkan dari sisi pengeluaran terdiri dari pos pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan
APBN disusun agar pengalokasian dana pembangunan dapat berjalan dengan memperhatikan prinsip berimbang dan dinamis. Hal tersebut perlu diperhatikan mengingat tabungan pemerintah yang berasal dari selisih antara penerimaan dalam negeri dengan pengeluaran rutin, belum sepenuhnya menutupi kbutuhan biaya pembangunan di Indonesia.
Meskipun dari PELITA ke PELITA jumlah tabungan pemerintah sebagai sumber pembiayaan pembangunan terbesar, terus mengalami peningkatan namun kontribusinya terhadap keseluruhan dana pembangunan yang dibutuhkan masih jauh dari yang diharapkan. Dengan kata lain ketergantungan dana pembangunan terhadap sumber lain, dalam hal ini pinjamanan luar negeri masih cukup besar. Namun demikian mulai tahun terakhir PELITA, prosentase tabungan pemerintah sudah mulai lebih besar dibanding pinjaman luar negeri. Hal ini tidak terlepas dari peranan sektor migas yang saat itu sangat dominan, serta dengan dukungan beberapa kebijakan pemerintah dalam masalah perpajakan dan upaya peningkatan penerimaan negara lainnya. Untuk menghindari terjadinya deficit anggaran pembangunan, Indonesia masih mengupayakan sumber dana dari luar negeri, dan meskipun IGGI ( Inter Govermmental Group on Indonesia ) bukan lagi menjadi forum Internasional yang secara formal membantu pembiayaan pembangunan di Indonesia, namun dengan lahirnya CGI ( Consoltative Group on Indonesia ) kebutuhan pinjaman luar negeri sebagai dana pembangunan masih dapat diharapkan. Yang perlu diingat bahwa sebaiknya pinjaman tersebut ditempatkan sebagai pelengkap pembangunan dan peran tabungan pemerintahlah yang tetap harus dominan, bukan sebaliknya.
• Dari sisi penerimaan, terdiri dari pos penerimaan dalam negeri dan penerimaan pembangunan
• Sedangkan dari sisi pengeluaran terdiri dari pos pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan
APBN disusun agar pengalokasian dana pembangunan dapat berjalan dengan memperhatikan prinsip berimbang dan dinamis. Hal tersebut perlu diperhatikan mengingat tabungan pemerintah yang berasal dari selisih antara penerimaan dalam negeri dengan pengeluaran rutin, belum sepenuhnya menutupi kbutuhan biaya pembangunan di Indonesia.
Meskipun dari PELITA ke PELITA jumlah tabungan pemerintah sebagai sumber pembiayaan pembangunan terbesar, terus mengalami peningkatan namun kontribusinya terhadap keseluruhan dana pembangunan yang dibutuhkan masih jauh dari yang diharapkan. Dengan kata lain ketergantungan dana pembangunan terhadap sumber lain, dalam hal ini pinjamanan luar negeri masih cukup besar. Namun demikian mulai tahun terakhir PELITA, prosentase tabungan pemerintah sudah mulai lebih besar dibanding pinjaman luar negeri. Hal ini tidak terlepas dari peranan sektor migas yang saat itu sangat dominan, serta dengan dukungan beberapa kebijakan pemerintah dalam masalah perpajakan dan upaya peningkatan penerimaan negara lainnya. Untuk menghindari terjadinya deficit anggaran pembangunan, Indonesia masih mengupayakan sumber dana dari luar negeri, dan meskipun IGGI ( Inter Govermmental Group on Indonesia ) bukan lagi menjadi forum Internasional yang secara formal membantu pembiayaan pembangunan di Indonesia, namun dengan lahirnya CGI ( Consoltative Group on Indonesia ) kebutuhan pinjaman luar negeri sebagai dana pembangunan masih dapat diharapkan. Yang perlu diingat bahwa sebaiknya pinjaman tersebut ditempatkan sebagai pelengkap pembangunan dan peran tabungan pemerintahlah yang tetap harus dominan, bukan sebaliknya.
B. Proses
Penyusunan Anggaran
Anggaran merupakan sejumlah uang yang dihabiskan dalam
periode tertentu untuk melaksanakan suatu program. Proses penyusunan anggaran
sangat penting dalam sebuah proses perencanan.
Secara garis besar, proses penyusunan anggaran terbagi menjadi 2, yakni dari atas ke bawah (top-down) dan dari bawah ke atas (bottom-up).
Secara garis besar, proses penyusunan anggaran terbagi menjadi 2, yakni dari atas ke bawah (top-down) dan dari bawah ke atas (bottom-up).
Dari Atas ke Bawah
Proses penyusunan anggaran tanpa penentuan tujuan sebelumnya
dan tidak berlandaskan teori yang jelas. Proses penyusunan anggaran dari atas
ke bawah ini secara garis besar berupa pemberian sejumlah uang dari pihak
atasan kepada karyawannya agar menggunakan uang yang diberikan tersebut untuk
menjalanan sebuah program. Terdapat 5
metode penyusunan anggaran dari atas ke bawah, yaitu :
1. Metode kemampuan ( the affordable method ), yaitu metode dimana perusahaan menggunakan sejumlah uang yang ada untuk kegiatan operasional dan produksi tanpa mempertimbangkan efek pengeluaran tersebut.
2. Metode pembagian semena-mena ( Arbitrary allocation method ), yaitu proses pendistribusian anggaran yang tidak lebih baik dari metode sebelumnya.
3. Metode persentase penjualan ( Percentage of sales ), yaitu menggambarkan efek yang terjadi antara kegiatan iklan dan promosi yang dilakukan dengan presentase peningkatan penjualan dilapangan.
4. Melihat pesaing ( competitive parity ) karena sebenarnya tidak ada perusahaan yang tidak mau tahu akan keadaan pesaingnya.
5. Pengembalian investasi ( return of investment ) yitu pengembalian keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan terkait dengan sejumlah uang yang telah dikeluarkan untuk iklan dan aktivitas promosi lainnya.
Dari Bawah ke Atas
1. Metode kemampuan ( the affordable method ), yaitu metode dimana perusahaan menggunakan sejumlah uang yang ada untuk kegiatan operasional dan produksi tanpa mempertimbangkan efek pengeluaran tersebut.
2. Metode pembagian semena-mena ( Arbitrary allocation method ), yaitu proses pendistribusian anggaran yang tidak lebih baik dari metode sebelumnya.
3. Metode persentase penjualan ( Percentage of sales ), yaitu menggambarkan efek yang terjadi antara kegiatan iklan dan promosi yang dilakukan dengan presentase peningkatan penjualan dilapangan.
4. Melihat pesaing ( competitive parity ) karena sebenarnya tidak ada perusahaan yang tidak mau tahu akan keadaan pesaingnya.
5. Pengembalian investasi ( return of investment ) yitu pengembalian keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan terkait dengan sejumlah uang yang telah dikeluarkan untuk iklan dan aktivitas promosi lainnya.
Dari Bawah ke Atas
Proses penyusunan anggaran berdasarkan tujuan yang telah
diterapkan sebelumnya dan anggaran ditentukan belakangan setelah tujuan selesai
disusun. Proses penyusunan anggaran dari bawah ke atas merupakan komunikasi
strategis antara tujuan dengan anggaran.. Ada 3 metode dasar proses penyusunan anggaran dari bawah ke atas, yaitu
:
1. Metode tujuan dan tugas ( Objective and task method ) yaitu dengan menegaskan pada penentusn tujun dan anggaran yang disusun secara beriringan. Terdapat 3 langkah yang ditempuh dalam langkah ini, yakni penentuan tujuan, penentuan strategi dan tugas yang harus dikerjakan, dan pekiraan anggaran yang dibutuhkan utuk mencapai tugas dan strategi tersebut.
1. Metode tujuan dan tugas ( Objective and task method ) yaitu dengan menegaskan pada penentusn tujun dan anggaran yang disusun secara beriringan. Terdapat 3 langkah yang ditempuh dalam langkah ini, yakni penentuan tujuan, penentuan strategi dan tugas yang harus dikerjakan, dan pekiraan anggaran yang dibutuhkan utuk mencapai tugas dan strategi tersebut.
2. Metode pengembalian berkala ( payout
planning ) yaitu menggunakan prinsip investasi dimana pengembalian modal
diterima setelah waktu tertentu. Selama tahun pertama, perusahaan akam
mengalami rugi dikarenakan biaya promosi dan iklan masih melebihi keuntungan
yang diterima hasil penjualan. Tahun kedua, perusahaan akan mencapai titik
impas (break event point) antara biaya promosi dengan keuntungan yang diterima.
Setelah masuk tahun ketiga, barulah perusahaan akan menerima keuntungan
penjualan. Strategi ini hasilnya dirasakan dalam jangka panjang.
3. Metode perhitungan kuantitatif ( Quantitative models ) yaitu
mengguakan perhitungan statistik dengan mengolah data yang dimasukan dalam
kommputer dengan teknis analisis regresi berganda ( multiple regresion analysis
). Metode ini jarang digunakan karena kompleks dalam pemakaiannya.
Alokasi Anggaran
Setelah mengetahui berapa anggaran yang dibutuhkan untuk melaksanakan program , hal selanjutnya adalah bagaimana mengalokasikan anggaran yang tersedia. Mengalokasikan anggaran berarti melakukan pembagian dana secara sistematis berdasarkan keseluruhan anggaran yang dimiliki perusahaan untuk melangsungkan program tersebut. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengalokasian anggaran mencakup potensi pasar, ukuran dan segmen pasar, kebijakan perusahaan skala ekonomni periklanan dan karakteristik perusahaan.
Alokasi Anggaran
Setelah mengetahui berapa anggaran yang dibutuhkan untuk melaksanakan program , hal selanjutnya adalah bagaimana mengalokasikan anggaran yang tersedia. Mengalokasikan anggaran berarti melakukan pembagian dana secara sistematis berdasarkan keseluruhan anggaran yang dimiliki perusahaan untuk melangsungkan program tersebut. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengalokasian anggaran mencakup potensi pasar, ukuran dan segmen pasar, kebijakan perusahaan skala ekonomni periklanan dan karakteristik perusahaan.
Perkiraan
Pengeluaran Negara
Perkiraan Pengeluaran Negara
Secara garis besar,pengeluaran Negara dikelompokkan menjadi
dua yakni.
a.pengeluaran rutin
b.pengeluaran pembangunan
Pengeluaran Rutin Negara
Pengeluaran rutin Negara adalah pengeluaran yang dapat
dikatakan selalu ada dan telah terencana sebelumnya secara rutin,diantaranya:
·
Pengeluaran untuk belanja pegawai
·
Pengeluaran untuk belanja barang
·
Pengeluaran untuk subsidi daerah
otonom
·
Pengeluaran untuk membayar bunga dan
cicilan hutang
·
Pengeluaran lain lain
Pengeluaran pembangunan
Secara garis besar,yang termasuk dalam pengeluaran
pembangunan diantaranya adalah:
·
Pengeluaran pembangunan untuk
berbagai departemen/lembaga Negara,diantaranya untuk membiayai proyek-proyek
pembangunan sektoral yang menjadi tanggung jawab masing-masing
departemen/lembaga Negara bersangkutan.
·
Pengeluaran pembangunan untuk
anggaran pembangunan daerah( Dati I dan II )
·
Pengeluaran pembangunan lainnya
Dasar Perhitungan Perkiraan
Penerimaan Negara
Untuk memperoleh hasil perkiraan penerimaan Negara,ada
beberapa hal pokok yang harus diperhatikan.Hal-hal tersebut adalah:
Penerimaan Dalam Negeri dari Migas
Faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah :
·
Produksi minyak rata-rata per hari
·
Harga rata-rata ekspor minyak mentah
Penerimaan Dalam Negeri diluar Migas
Faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah :
·
Pajak penghasilan
·
Pajak pertambahan nilai
·
Bea masuk
·
Cukai
·
Pajak ekspor
·
Pajak bumi dan bangunan
·
Bea materai
·
Pajak lainnya
·
Penerimaan bukan pajak
·
Penerimaan dari hasil penjualan BBM
Penerimaan Pembangunan
Terdiri dari penerimaan bantuan program dan bantuan
proyek.
Perkiraan Penerimaan Negara
Secara garis besar sumber penerimaan Negara berasal dari :
1. Penerimaan dalam negeri
2. Penerimaan pembangunan
Penerimaan Dalam Negeri
Pertama,penerimaan dalam negeri untuk tahun-tahun awal
setelah masa pemerintahan Orde baru masih cukup menguntungkan pada penerimaan
dari ekspor minyak bumi dan gas alam.
Namun dengan mulai tidak menentunya harga minyak dunia,maka
mulai disadari bahwa ketergantungan penerimaan dari sector migas perlu
dikurangi.Untuk keperluan itu ,maka pemerintah menempuh beberapa kebijaksanaan
diantaranya :
·
Deregulasi bidang perbankan ( 1 Juni
1983 ).yakni dengan mengurangi peran bank sentral.serta lebih member hak kepada
bank pemerintah maupun swasta untuk menentukan suku bunga deposito dan pinjaman
sendiri.Dampak dari deregulasi adalah meningkatnya tebungan masyarakat.
·
Deregulasi bidang perpajakan (UU
baru, 1 Januari 1984 ),untuk memperbaiki penerimaan Negara
·
Kebijaksanaan-kebijaksanaan lain
yang selanjutnya dapat menciptakan iklim usaha yang lebih sehat dan mantap.
Penerimaan Pembangunan
Meskipun telah ditempuh berbagai upaya untuk meningkatkan
tabungan pemerintah,namun karena laju pembangunan yang demikian cepat,maka dana
tersebut masih perlu dilengkapi dengan dan ditunjang dengan dana yang berasal
dari luar negeri.Meskipun untuk selanjutnya bantuan luar negeri ( hutang bagi
Indonesia ) tersebut makin meningkatnya jumlahnya,namun selalu diupayakan suatu
mekanisme pemanfaatan dengan prioritas sektor-sektor yang lebih
produktif.Dengan demikian bantuan luar negeri tersebut dapat dikelola dengan
baik (terutama dalam hal pengembalian cicilan pokok dan bunganya).
SUMBER :
(DIGITAL // BOOKS) TAHUN AJARAN ATA// TINGKAT 1 UNIVERSITAS
GUNADARMA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar