BAB
3
Peta
Perekonomian Indonesia
(Minggu
Ke-4)
A. Keadaan Geografis Indonesia
Indonesia
merupakan negara kepulauan, dengan luas keseluruhan +/- 195 sampai dengan 200
juta Ha. Keadaan demikian menjadi suatu kekuatan dan kesempatan bagi
perkembangan perekonomian kita, dan sebaliknya dapat menjadi kelemahan dan
ancaman bagi perekonomian kita.
Jika
pulau-pulau yang sebagian besar merupakan kepulauan yang subur dan kaya akan
hasil-hasil bumi dan tambang, dapat diolah dengan prinsip dari, oleh dan untuk
masyarakat banyak. Dengan kemampuan menggali dan memanfaatkan kekayaan alam
yang ada, Indonesia akan banyak memiliki pilihan produk yang dapat dikembangnya
sebagai komoditi perdagangan, baik untuk pasar lokal maupun untuk pasar
internasional. Dan dengan keindahan dan keanekaragaman budaya kepulauan
tersebut dapat menjadi sumber penerimaan negara andalan melalui industri
pariwisata.
Namun
dapat juga menjadi kelemahan dan ancaman bagi perekonomian Indonesia, jika
sumber daya yang ada di setiap pulau hanya dinikmati oleh sebagian masyarakat
saja. Demikian pula juga jika masih banyak pihak luar secara ilegal mengambil
kekayaan alam Indonesia di berbagai kepulauan, yang secara geografis memang
sulit untuk dilakukan pengawasan seperti biasa. Dengan demikian dituntut
koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait untuk mengamankan kepulauan
Indonesia tersebut dari pihak-pihak yang tidak berhak mendapatkannya.
Kenyataan
kedua adalah, bahwa di Indonesia hanya mengenal dua musim. Dengan kondisi iklim
yang demikian menyebabkan beberapa produk hasil bumi dan industri menjadi
sangat spesifik sifatnya, dan diperlukan usaha untuk memanfaatkan keunikan
produk Indonesia tersebut untuk memenangkan persaingan di pasar lokal maupun
dunia.
Kenyataan
ketiga adalah, negara Indonesia kaya akan bahan tambang, dan seperti telah
sejarah buktikan, salah satu jenis tambang kita, yakni minyak bumi pernah
menjadikan negara Indonesia memperoleh dana pembangunan yang sangat besar,
sehingga pada saat itu target pertumbuhan ekonomi kita ‘berani’ ditetapkan
sebesar 7,5% (masa Repelita II).
Meskipun saat ini minyak bumi tidak lagi
menjadi primadona dan andalan komoditi ekspor Indonesia, namun Indonesia
masih banyak memiliki hasil tambang yang dapat menggantikan peran minyak bumi
sebagai salah satu sumber devisa negara.
Kenyataan
keempat adalah, bahwa wilayah Indonesia menempati posisi yang sangat strategis,
terletak diantara dua benua dan dua samudra dengan segala perkembangannya.
Dengan
letak yang sangat strategis tersebut kita harus dapat memanfaatkannya,
sedemikian rupa sehingga lalu lintas ekonomi yang terjadi, akan singgah dan
membawa dampak positif bagi kebaikan perekonomian Indonesia. Yang perlu
dilakukan tentunya mempersiapkan segala sesuatu seperti sarana telekomunikasi,
perdagangan, pelabuhan laut, udara, serta infrastruktur lainnya.
B. Mata Pencaharian
Dari
keseluruhan wilayah yang dimiliki Indonesia, dapat ditarik kesimpulan beberapa
hal diantaranya bahwa :
·
Pertama, mata pencaharian penduduk
Indonesia sebagian besar berada di sektor pertanian (agraris).
·
Kedua, kontribusi pertanian terhadap GDP (Gross Domestic Product) secara absolut masih dominan, namun jika
dibandingkan dengan sektor-sektor diluar pertanian menampakkan adanya penurunan
dalam persentase.
·
Yang perlu diwaspadai dalam sektor
pertanian adalah, bahwa komoditi yang dihasilkan dari sektor ini relatif tidak
memiliki nilai tambah yang tinggi, yang menyebabkan :
a. Tidak
dapat bersaing dengan komoditi yang dihasilkan sektor lain.
b. Masyarakat
yang bermata pencaharian di sektor pertanian semakin tertinggal dari rekannya
yang bekerja dan memiliki akses di sektor industri.
c. Menjadi
benar teori ketergantungan, bahwa spread effect (kekuatan menyebar) akan selalu
lebih kecil dari back-wash effect (mengalirnya sumber daya dari daerah miskin
ke daerah kaya.
Langkah-langkah
untuk mengatasi diantaranya adalah :
ü Pola
pembinaan dan pembangunan sarana dan prasaranya bidang pertanian.
ü Meningkatkan
nilai tambah komoditi pertanian.
ü Mencoba
mengembangkan kegiatan agribisnis.
ü Menunjang
kegiatan transmigrasi.
C. Sumber Daya Manusia
Sebagai
salah satu negara yang masih berkembang, Indonesia menghadapi masalah sumber
daya manusia, diantaranya :
·
Pertumbuhan
penduduk masih tinggi.
Menimbulkan banyak masalah bagi negara,
jika tidak diikuti dengan peningkatan produksi, dan efisiensi di bidang
lainnya. Tindakan-tidakan yang dapat dan telah dilakukan pemerintah :
a. Melaksanakan
program keluarga berencana.
b. Meningkatkan
mutu sumber daya manusia (dengan pendidikan formal maupun informal).
·
Penyebaran
yang kurang merata.
Menyebabkan tidak seimbangnya kekuatan
ekonomi secara umum. Tidakan yang dapat dan telah dilakukan oleh pemerintah
adalah :
a. Penyelenggaraan
program transmigrasi.
b. Memperbaiki
dan menciptakan lapangan-lapangan kerja baru di daerah-daerah tertinggal.
·
Kurang
seimbangnya struktur dan komposisi umur penduduk,
yang ditandai dengan besarnya jumlah penduduk yang berusia muda serta mutu
penduduk yang masih relatif rendah.
Menimbulkan proses regenerasi kegiatan
produksi menjadi tidak lancar. Akibatnya ada masa tunggu yang sebenarnya tidak
perlu terjadi. Langkah-langkah yang akan dan telah dapat ditempuh pemerintah
untuk mengatasi hal ini adalah :
a. Meninjau
kembali sistem pendidikan di Indonesia yang masih bersifat umum (general).
b. Menciptakan
sarana dan prasaranya pendidikan yang lebih mendukung langkah pertama.
Adapun
sasaran kebijaksanaan tenaga kerja di Indonesia meliputi hal-hal berikut :
1. Memperluas
lapangan kerja.
2. Membina
angkatan kerja baru yang memasuki pasar.
3. Membina
dan melindungi para pekerja.
4. Meningkatkan
peranan pasar kerja.
5. Memperlambat
lajunya pertumbuhan penduduk dan meningkatkan mutu tenaga kerja.
D. Investasi
Dalam
kondisi tertentu masih sulit untuk mengharapkan dan investasi dari masyarakat.
Untuk itulah pemerintah memerlukan dana yang besar dari selisih penerimaan dan
pengeluaran/biaya rutin pemerintah. Namun tidak bisa terus-menerus mengandalkan
tabungan pemerintah tersebut. Perlu dilakukan upaya-upaya tambahan guna
membantu memenuhi kebutuhan dana investasi pembangunan. Upaya-upaya tersebut
adalah :
ü Lebih mengembangkan ekspor komoditi
non-migas, sehingga secara absolut dapat meningkatkan
penerimaan pemerintah dari sektor luar negeri.
ü Mengusahakan adanya pinjaman luar
negeri yang memiliki syarat lunak, serta menggunakannya
untuk kegiatan investasi yang menganut prinsip prioritas.
ü Menciptakan iklim investasi yang
menarik dan aman bagi para penanam modal asing.
ü Lebih menggiatkan dan
menyempurnakan sistem perpajakan dan perkreditan,
terutama kredit untuk golongan ekonomi lemah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar